Friday 25 April 2014

Kepemimpinan dalam Bisnis

26 April 2014
Tugas Menulis Sharing KMB Srikandi TDA Bekasi
Kepemimpinan dalam Bisnis

Pada hari kamis tanggal 24 April 2014 kemarin telah dilaksanakan sharing KMB Srikandi Bekasi yang ke 7. Materi yang dibahas dalam pertemuan ini adalah Kepemimpinan dalam Bisnis dengan pengisi materi Bapak Arys..
Sharing nya sangat menarik, mengingat pentingnya ilmu tersebut bagi para pemula usaha seperti kami, cocok sekali sebagai pembekalan ilmu dalam berbisnis untuk kami.

Pertama-tama beliau memaparkan mengenai apa itu definisi dari kepemimpinan.

  Menurut Colin Powell : Kepemimpinan adalah seni mencapai sesuatu yang lebih daripada apa yang diperkirakan mampu dicapai oleh ilmu management.
  Seorang pemimpin harus mampu melihat, membaca dan merealisasikan apa yang tidak bisa dicapai oleh ilmu management.
Bapak Arys mengumpamakan yaitu seorang pemimpin ibarat gelas yang kosong yang siap untuk menerima isi dari luar. Jadi seorang pemimpin harus terbuka membaca segala situasi dalam hal ini sebuah usaha atau seorang pemimpin dalam menjalankan usaha.
Pun dalam melihat setiap permasalahan yang dihadapi selalu punya beberapa sisi sudut pandang. Tidak ada kesalahan yang 100 persen salah dan kebenaran yang 100 persen benar.
Kurang lebih nya, hal-hal yang harus dibangun dari seorang pemimpin adalah :

1.    Terbuka dan terus belajar
Seorang pemimpin harus berpikiran terbuka dan mau mendengarkan dari siapa saja. Dengarkan apa yang dikatakan bukan siapa yang mengatakan. Mereka juga harus mau terus belajar untuk memperluas cakrawala, wawasan dan ilmu pengetahuan dan tidak boleh fanatic pada salah satu faham tertentu.

2.    Berorientasi pada pelayanan
Seorang pemimpin melihat hidupnya sebagai sebuah misi, bukan jenjang karir. Untuk itu penting bagi kita untuk mempunyai sebuah misi dalam usaha kita agar mudah dalam menentuka kemana arah dari langkah kita dan menghindari hal hal yang akan menjauhkan kita dari tujuan yang akan kita capai. Makanya kita sering diajarkan apa misi/goal anda dalam usaha yang anda jalankan.
Dalam hal ini juga kita perlu untuk mengesampingkan egoism egoism pribadi, menyangkut kepentingan lebih besar yang akan kita capai.

3.    Memancarkan energi positif
Pemimpin harus mempunyai sikap yang positif energi positif, riang atau ceria dan bergairah  atau bersemangat. Penting dalam hal ini adalah seorang pemimpin senatiasa harus bisa menata hati, mengesampingkan perasaan sedih, lelah ataupun marah. Sehingga pikiran tetap tenang dan selalu positif.
Pemimpin tidak boleh mengeluh kepada atao didepan anak buahnya. Ya tentu saja, karna seharusnya pemimpin adalah tempat mengadu keluhan-keluhan dan masalah anak-anak buahnya, bukan sebaliknya. Kalo pemimpin mengeluh pada anak buahnya, lalu anak buahnya akan mengadu pada siapa. Maka sebagai jalan keluar, seorang pemimpin bisa saja mengadu, mengeluh atau bertukar pikiran kepada sesame pempimpin lain yang sefaham sehingga bisa saling bertukar pandangan, berbagi pengalaman dalam masalah kepemimpinan. Hal ini tentu jauh lebih baik

4.    Mempercayai orang lain
Pemimpin harus percaya bahwa setiap orang punya potensi terpendam. Seorang pemimpin tidak mungkin akan bisa mengerjakan semua pekerjaan sendirian tanpa mempercayakan sebagian pekerjaannya kepada anak buahnya. Dalam hal ini adalah delegasi atau kepercayaan. Bagaimana seorang pemipin yang baik mampu mendelegasikan pekerjaannya kepada bawahannya dengan baik sehingga mendapatkan hasil akhir dari pekerjaan yang baik pula, dan tugas pemimpin itu sendiri hanya sebagai control dan mentor pekerjaan anak anak buanya. Tentu dalam hal ini tidak lepas dari kekurangan dan kelebihan dari masing masing bawahannya. Perlu juga di tambahkan adalah sikap mau menerima kekurangan orang lain dalam hal ini anak buah atau bawahan. Jadi lebih baik menggali potensi dari pada kelemahan orang lain.

5.    Hidup seimbang
Selalu melihat sesuatu dari 2 arah yang berbeda. Tidak fanatik terhadap sesuatu, dan selalu terukur dalam menilai sesuatu. Misalnya dalam melihat sebuah kesalahan atau permasalahan tidak lalu akan menjadi 100 persen benar dan 100 persen salah. Sehingga kita bisa mengambil langkah langkah penyelesaian yang baik dalam setiap permasalahan yang dihadapi

6.    Melihat hidup sebagai petualangan
Menikmati hidup. Kenyamanan hidup ditentukan dari dalam diri kita, bukan dari luar diri kita. Tidak cepat berpuas diri, karena harus bisa melihat setiap celah perbaikan yang harus dilakukan. Mana hal hal penting yang harus menjadi prioritas dalam usaha kita, dan mana hal hal yang bisa sedikit dikesampingkan dan kurang menjadi prioritas demi tercapainya tujuan.

7.    Sinergistik
Mampu bersinergi dengan keadaan dan apapun yang ada di sekitar kita. Punya prinsip komunikasi dan negosiasi dalam situasi apapun. Jadi seorang pemimpin harus supel, mudah bergaul, berkomunikasi yang baik dengan lingkungan baik bawahan, masyarakat maumpun customer apabila kita seorang pengusaha, agar setiah permasalahan bisa segera mendapat jalan keluar dengan komunikasi yang baik.

8.    Memperbaharui diri
Harus bisa bangkit dari keterpurukan, kegagalan maupun pahitnya keadaan, tidak berputus asa, tidak berburuk sangka, karna setiap kesulitan selalu ada jalan keluar yang menyertainya. Mampu memperbaiki apa yang kurang benar dan mampu meluruskan apa yang bengkok
Berikut sedikit gambaran pembanding antara dua sifat yaitu seorang pemimpin dan seorang manager
kepemimpinan Vs Management
Pemimpin
Manager
  Bekerja menggunakan ketajaman pemikiran dan naluri

  Bekerja menggunakan jabatan dan kewenangan yang dimilikinya

  Memastikan bahwa pencapaian dapat ditingkatkan

  Mengejar target yang dibebankan kepadanya

  Lebih percaya kekuatan tekad

  Lebih mengandalkan sistem

      Tahu bergerak dan kapan harus berhenti

      Follow direction atau tergantung perintah

      Lebih percaya proses

      Mengejar hasil akhir

      Harus mau komunikasi dua arah

      Komunikasi cendrung searah

      Leadership is art

      Management is science and text book


MENENTUKAN GAYA KEPEMIMPINAN
Dalam menerapkan gaya kepemimpinan, kita harus melihat kondisi dan situasinya.
Beberapa parameter untuk menentukan gaya kepemimpinan dalam usaha anda:
Ø  Kenali anak buah anda
Dalam hal ini misalnya apa pendidikannya, usia, latar belakang, strata sosial
Ø  memahami tingkat kinerja anak buah
Ø  Kenali peran anda selama ini
Ø  Tentukan rule of the game
Mengenai aturan yang ada tetapkan sebagai pimpinan, hadiah atau hukuman yang akan di sangsikan.

Jenjang Dalam kemimpinan
  Ego Pribadi [hubungan saya dengan saya pribadi]
  Antar pribadi [hubungan saya dengan orang lain]
  Manejerial [tanggung jawab untuk menyelesaiakn pekerjaan dari orang lain]
  Organisasional [kemampuan menjalankan sebuah system]

Eksekusi Leadership
  1. Merencanakan dan Membangun dedikasi
v  membuat standar kerja dan cara mengontrolnya
v  Menetapkan sasaran yang spesifik
v  Mengatur distribusi kerja
v  Mejelaskan dan memberikan contoh kepada anka buah tentang job desk mereka
v  Menyakinkan mereka bahwa setiap pekerjaan mereka memberi kontribusi
v  Mendorong anak buah untuk meningkatkan standar kerja.

  1. Mengarahkan dan membimbing
v   menerapkan mekanisme komunikasi
v   menciptakan suasana kerja yang kondusif
v   memberikan umpan balik
v  memberikan keputusan yang tegas atas setiap masalah
v   memperhatikan tingkat kedisplinan
v  mendorong anak buah berani mengambil  resiko yang terukur.

33.    Menilai dan menghargai
ü  mendiskusikan setiap tugas dan pencapaian anak buah
ü  Transparan dalam menentukan kriteria penilaian
ü  Mempersilahkan anak buah untuk mengungkapkan pendapatnya dan saran-saran
ü  Prestasi dan penghargaan dikaitkan dengan prestasi dan kinerja bukan fakator pribadi.

  1. Mengembangkan kompentensi dan karakter
ü  Meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan kepada anak buah
ü  Mendorong anak buah menemukan sendiri masalah dan solusinya
ü  Memberi dan menerima saran-saran yang diperlukan
ü  Mengusahakan adanya pelatihan untuk meningkatkan kapasitas anak buah

  1. Menggalang kohesi dan sinergi
*       Mengadakan pertemuan berkala dan rutin
*      menekankan kerjasama bukan persaingan antar anak buah
*      Evaluasi secara terus-menerus dan fair
*      Memastikan anak buah mempunyai pengertian yang jelas tentang hal yang dibicarakan dalam pertemuan
*      Secara berkala ikut terjun dan bekerja bersama tim
  1. Mempunyai jalan lain menuju Roma
*     Menyiapkan alternatif rencana jika suatu rencana gagal atau tidak maksimal
*     Mempunyai rambu-rambu yang jelas kapan harus berbelok atau bahkan berhenti
*     Mampu mengambil hikmah dan pelajaran atas setiap kejadian yang dialami.

Hal-hal yang harus dihindari
  Bersikap reaktif, tidak PD dan menyalahkan orang lain, mencari kambing hitam atas kegagalan yang dialami
  Bekerja tanpa mengacu pada suatu tujuan yang jelas, tidak punya tujuan sehingga sulit menentukan arah dalam melangkah
  Melakukan hal-hal mendesak lebih dahulu, karna pada dasarnya semua pekerjaan adalah prioritas
  Berfikir menang/kalah
  Meminta dipahami terlebih dahulu, mencari cari alasan yang menjadi penyebab dari sebuah kesalahan atau kegagalan
  Bila tidak bisa menang, maka berkompromi
  Takut perubahan dan menolak perbaikan, tidak dinamis dan terbuka, tidak mau memperbaiki diri







Tugas Menulis KMB Srikandi TDA Bekasi

Bismillahirrohmanirrokhim..
Assalamu’alaikum wr. wb.
Dear rekan rekan semua..
Sebetulnya agak nervous mau menuliskan sesuatu cerita di sini… mengingat ini adalah tugas dari ibu mentor kami Mbak Afia Lindra yang menugaskan tulisan ini harus jadi… sebagai bukti bahwa kegiatan CMB (culinary mentoring bekasi class ) atau KMB Srikandi ini berjalan dan cukup efektif kami jalani.. dan ditujukan langsung ke milist TDA bekasi yang konon kabarnya beranggotakan para senior senior pelaku usaha..
Tapi gak papa.. dalam rangka tugas dan amanat dari Sang Mentor.. Bismillah mudah mudahan isi dari tulisan saya tidak terlalu mengecewakan..
Jadi KMB Srikandi ini adalah perkumpulan ibu ibu (kebetulan anggotanya ibu ibu semua) yang mengikuti pembelajaran atau mentoring mengenai bisnis, wirausaha dan pengembangannya. Anggota-anggotanya dipilih langsung oleh mbak Afia Lindra sebagai Ibu Guru pembimbing mentor itu sendiri.. Beruntung sekali saya pribadi terpilih menjadi salah satu anggota atau anak murid beliau.. Pemilihan anggota juga sepertinya tidak sembarangan.. rata rata beliau memilih calon anak murid yang sudah mempunyai bidang usaha dan usaha yang sudah berjalan.. hal tersebut dilakukan agar materi yang akan disampaikan bisa seiring sejalan dengan praktek aktualnya di lapangan dari pelaku usaha itu sendiri..
KMB Srikandi ini mulai berjalan dari bulan Oktober 2013..
Berawal dari bahasan mengenai Visi dan Misi menjalani sebuah usaha.. walo masih beberapa kali revisi dan arahan dari sang pementor akhirnya masing masing dari kami bisa menjabarkan visi dan misi dari usaha masing masing..
Pertemuan berikutnya di bulan November 2013..
Materinya membahas mengenai Tujuan menjalankan usaha dan kendala kendala yang kerap dialami oleh pelaku bisnis itu sendiri.. beda beda ya cerita dari masing masing anggota.. ada yang masalah modal atau keuangan, ada yang masalah pemasaran, kemasan sampai pada kendala sumber daya manusia yang paling sering dan commond dihadapi oleh pelaku usaha.. Yess.. Sumber Daya manusia terkadang problem yang paling umum memang apalagi di KMB srikandi ini kebanyakan anggotanya adalah ibu ibu yang masih merangkap sebagai ibu rumah tangga.. rata rata masih merangkap sabagai ibu, istri, bagiann produksi, marketing dan keuangan.. bisa terbayang dong alangkah crowded nya kalo tidak ada asisten atau pegawai yang membantu.. jadi solusi dari masalah SDM itu sendiri adalah di perekruitan karyawan yang sesuai dengan criteria dan jenis usaha yang di jalani.. khususnya di bidang saya, bidang makanan dan kue yang padat karya. Sudah harus mulai bisa mempercayakan sebagian produksi nya pada karyawan, sehingga tidak capek sendiri mengerjakan semua produksi sendiri.. itu jelas jelas tidak mungkin dan tidak akan maju berkembang.. selain itu juga sudah harus mulai memisahkan dapur produksi dan dapur usaha.. walo terus terang ini masih belum bisa sepenuhnya saya lakukan tapi paling nggak sudah mulai menuju ke arah sana..
Sesi berikutnya di bulan Desember
Kali itu kajian membahas membahas mengenai Bisnis Model kanvas. Giliran ibu pementor menjelaskan mengenai apa itu bisnis model, item apa saja yang ada di dalam nya dan pemeta’an dari per item itu sendiri.. tujuan dari pembuatan bisnis Model ini adalah masing masing dari pelaku bisnis mulai bisa memetakan setiap elemen bisnis yang di miliki untuk menjadi sebuah kesatuan bisnis model sebagai acuhan dalam menjalankan bisnis itu sendiri.. Sangat menarik dan menjadi ilmu baru bagi kami yang sebelumnya hanya menjalankan bisnis yang konvensional.. terutama saya pribadi yang awalnya hanya memerankan diri sebagai penjual kue, penerima pesanan kue.. yang hanya seputar terima pesanan, kemudian belanja bahan, kemudian memproduksi dan memasarkannya… ternyata setelah mendapatkan pengetahuan mengenai bisnis model ini banyak hal yang bisa digali dan dioptimalkan dari hanya sekedar berbisnis atau berjualan kue ditinjau dari aspek aspek elemen dari bisnis model tersebut..
Setelah ibu mentor memberikan materi pada pertemuan berikutnya yaitu di bulan januari kami di beri tugas untuk membuat bisnis model kanvas dari masing masing usaha yang kami jalani dan mempresentasikannya dihadapan para peserta lainya..
Sangat menarik, masing masing dari kami bisa saling bertukar pengalaman dan member saran dari setiap bisnis model yang di presentasikan.. banyak sekali wawasan yang didapat dari sesi ini… masing masing dari peserta jadi banyak mendapat masukan tentang hal-hal apa saja yang lebih bisa di maksimalkan potensinya dalam mengembangkan usaha masing-masing..
Kemudian sesi berikutnya di bulan February
Ibu mentor memberikan tugas kepada kami untuk membuat laporan keuangan. Dari beberapa bulan kebelakang atau laporang keuangan dari bulan sejak kami mengadakan mentoring KMB Srikandi ini.. tujuannya adalah untuk melatih masing masing pelaku usaha untuk tertip administrasi dan tertib keuangan.. tidak hanya itu, banyak manfaat yang di dapat dari membuat sebuah laporan keuangan, diantarnya misalnya kita bisa melihat bargaining posisi keuangan usaha kita ada di mana, perencanaan pengembangan usaha dan strategi permodalan..sehingga kita lebih mantap melangkah dan merencanakan langkah langkah sukses dalam berbisnis berwirausaha di kedepan hari nanti..
Di sesi terakhir di bulan February itu kami kedatangan tamu yaitu mbak Mira Sahid yang di datangkan khusus oleh mbak Afia untuk memberikan kuliah singkat mengenai “Pentingnya Bersosial Media bagi Pelaku Usaha”
Super sekali ya ternyata… sempat lama terpesona oleh mbak Mira ini… selain cantik, smart keren banget dalam penyampean materinya… beliau menjabarkan bagaimana membuat blog, bagaimana blog atau web pibadi menjadi media pemasaran yang ampuh bagi pelaku usaha, bagaimana membrending diri dalam bersosial media missal di FB, di Twitter, di path, BBM dan semua jejaring social yang kita gunakan.
Super sekali ilmunya… jadi tau bahwa pentingnya membranding diri di jejaring social.. dalam hal positif ya tentunya.. sedari awal sebaiknya kita bangun brand untuk diri kita sendiri ini mau jadi seperti apa, missal brand pada saya adalah penjual kue.. maka teruslah menulis tentang kue, tidak hanya melulu menawarkan kue tapi bisa juga tentang bagaimana cara membuat kue yang benar, bagaimana tips trik membuat kue dan sebagainya begitu sangat membantu menaikkan branding diri menjadi pebisnis kue yang baik… dan ternyata kita tu tidak boleh lo menulis hal “galau” di media sosmed kita yang nantinya akan bisa dibaca oleh klient atau pelanggan kita misalnya.. karna hal tersebut bisa memberikan image negative mengenai diri kita pada dunia sosmed.. Nah kan jadi tau setelah dengerin pelajaran dari mbak Mira..
Hal super lain yang saya sendiri dapatkan adalah mulai bersemangat lagi dalam mengisi tulisan di website pribadi saya : warungkue.com yang sebelumnya sempat lama mati suri, sayang sekali bukan.. wadah yang sudah ada tapi tidak dimaksimalkan penggunaannya..
Mbak Mira, ibu yang super.. terrimakasih sekali ya sharing supper nya… semoga Alloh membalas kebaikan mu..
Mentoring di bulan March bertema “Langkah Langkah Jitu Berbisnis Online” yang diisi materinya oleh ibu Desi dari cikarang… kabarnya mbak Desi ini juga nggak kalah supper nya dibanding mbak Mira, namun sayang kali ini saya tidak bisa joint di karenakan suatu urusan… sangat disesalkan..
So… Over all dari sekian bulan keikut sertaan saya dalam KMB Srikandi ini sangat banyak sekali manfaat yang saya rasakan.. Saya menjadi semakin mantap dalam melangkah menjadi pebisnis yang baik dan supper seperti para pementor dan teman teman saya.. semakin mengerti tujuan dan target yang akan di capai dalam bisnis yang saya jalani, kapan dan bagaimana langkah langkah itu saya ambil dalam rangka meraih tujuan.. manfaat lain adalah semakin bertambahnya ilmu ilmu bisnis yang saya dapatkan dari pementor maupun sesame peserta, saling menguatkan dalam menjalankan bisnis masing masing, saling memberi saran dan masukan dari setiap kendala yang ada dalam bisnis masing masing. Dan tak kalah pentingnya sebagai salah satu ajang silaturahmi sesama pelaku usaha di bekasi khusus nya para ibu ibu pemula seperti kami  yang tergabung dalam KMB Srikandi ini…
Untuk mbak Afia Lindra… terimakasih tak terhingga karna sudah sukarela memprakarsai terbentuknya KMB Srikandi ini.. sudah tak kenal lelah mengajari kami, memberi banyak pembekalan ilmu yang tak ternilai harganya kepada kami.. Jazakillah mbak Afia.. semoga Alloh membalas kebaikanmu..

Kepada mbak Yulinda sebagai ketua kelas di KMB… terimakasih banyak ya atas remainder remainder tugas dan jadwal kepada kami para anggota.. terimakasih sudah sering direpoti Tanya ini itu soal jadwal dan tugas.. Jazakillah ya mbak semoga Alloh membalas kebaikan mu…

Saturday 5 April 2014

menjaga kehormatan muslimah

Kutipan : 

Dasar Keempat :
Wanita Berdiam dalam Rumah adalah 'Azîmah Syar’iyah, Sebaliknya bila Keluar Rumah adalahRukhshah yang Dihitung Sekadarnya.
 
Pada dasarnya bagi seorang wanita adalah, menetap atau berdiam diri dalam rumah. Hal itu, karena firman Allah Ta’ala: 
وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ
“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu“. (QS al-Ahzâb:33) 
Jadi hal ini bagi kaum wanita merupakan 'azîmah syar’iyah (ketentuan syar’i), sedangkan bila mereka keluar rumah adalah sebagai rukhsah (keringanan), yang tidak akan terjadi kecuali dalam keadaan terpaksa (dharûrat), atau dikarenakan adanya suatu keperluan yang mendesak (hâjat). 
Oleh karena itu, maka sebagai kelanjutan dari ayat ini Allah Ta’ala berfirman: 
وَلاَتَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ اْلأُوْلَى
“Dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu“.(QS. al-Ahzâb:33). 
Maksudnya, “Janganlah kalian (kaum wanita) sering keluar rumah dalam keadaan berdandan atau bersolek sebagaimana kebiasaan orang-orang Jahiliyah”. 
Perintah untuk tetap berdiam di dalam rumah, adalah sebagai hijab (penutup) bagi kaum wanita, melalui bantuan dinding atau kamar, dari penampilan di hadapan laki-laki bukan muhrim, juga dari ikhtilât(pembauran) antara laki-laki dan perempuan. Jika mereka tampil atau berada di depan laki-laki bukan muhrim, maka wajib bagi mereka untuk memakai hijab, yaitu: dengan mengenakan pakaian yang bisa menutupi seluruh tubuh beserta perhiasan yang sengaja dipakainya (zînah muktasabah)
Barangsiapa yang memperhatikan ayat-ayat al-Qur'an al- Karim pastilah mendapati, bahwa semua rumah yang dinyatakan oleh ketiga ayat dalam al-Qur'an selalu dinisbatkan atau disandarkan kepada kaum perempuan, padahal rumah-rumah itu sebenarnya milik para suami atau bahkan wali-wali mereka. Namun, penisbatan ini dilakukan tiada lain sebagai penegasan mengenai pentingnya para wanita selalu berada di dalam rumah. Atau intinya, Ia lebih sebagai penisbatan yang menyuruh wanita tetap tinggal dan berada di dalam rumah, bukan sebagai penisbatan tentang hak kepemilikan rumah. Wallâhu a’lam. 
Allah Ta’ala berfirman: 
وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ
“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu“.(QS. al-Ahzâb:33). 
وَاذْكُرْنَ مَايُتْلَى فِي بُيُوتِكُنَّ مِنْ ءَايَاتِ اللهِ وَالْحِكْمَةِ
“Dan ingatlah apa yang dibacakan di rumahmu dari ayat-ayat Allah dan hikmah (sunnah Nabimu)” .(QS. al-Ahzâb:34) 
لاَتُخْرِجُوهُنَّ مِن بُيُوتِهِنَّ
"Janganlah kamu keluarkan mereka dari rumah mereka“. (QS. ath-Thalâq:1). 
Dengan menjaga prinsip ini, maka akan tercapai tujuan-tujuan syariat berikut ini: 
  • Pertama, terpeliharanya apa yang menjadi tuntutan fitrah, keadaan dari wujud manusia serta syariat Allah, Tuhan semesta alam, berupa pembagian yang adil di antara hamba Allah, yaitu: wanita memegang urusan rumah tangga, sedang laki-laki menangani pekerjaan luar rumah. 
  • Kedua, terpeliharanya apa yang menjadi kebutuhan syariat, bahwa masyarakat Islam adalah komunitas individualistik (dalam artian positif —penerj), bukan komunitas yang saling membaur. Bagi kaum wanita, mereka memiliki komunitas yang khusus bagi mereka sendiri, yaitu: di dalam rumah. Sedangkan bagi kaum laki-laki, mereka juga memiliki komunitas masyarakat tersendiri, yaitu: di luar rumah. 
  • Ketiga, menetapnya seorang wanita dalam lingkungan tugas kehidupannya, yaitu: rumah, dapat memberikan kepadanya keuntungan waktu, serta kesadaran untuk melaksanakan berbagai macam fungsinya di dalam rumah, yaitu: sebagai istri, ibu, penanggung jawab urusan rumah sang suami, serta dapat memenuhi hak-haknya berupa kasih sayang, penghidangan makanan, minuman dan pakaian, juga sebagai pendidik generasi masa depan. 
    Terdapat suatu riwayat yang berasal dari Ibnu Umar radhiallahu ‘anhuma, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: 
    المرأة راعية في بيت زوجها ومسؤولة عن رعيّتها
    “Wanita adalah penanggung jawab di dalam rumah suaminya dan ia akan ditanya atas tanggung jawabnya itu". Hadis ini telah disepakati kesahihannya. 
  • Keempat, menetap dan berdiam di dalam rumah, seorang wanita bisa memenuhi kewajibannya terhadap Allah Ta’ala,, seperti shalat lima waktu dan yang lainnya. Oleh karena itu, tidak ada kewajiban lagi bagi seorang wanita di luar rumahnya. Ia tidak dibebani dengan kewajiban mengikuti shalat Jum'at maupun shalat berjama'ah. Bahkan, untuk memenuhi kewajiban ibadah haji, baginya disyaratkan adanya seorang muhrim yang ikut menyertainya. 
    Terdapat suatu riwayat berasal dari Abu Waqid al-Laitsi radhiallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sewaktu menunaikan ibadah haji berkata kepada istri-istrinya: 
    هذه ثم ظهورُ الْحُصْرِ
    "Inilah, kemudian berada di atas alas duduk."(HR. Ahmad dan Abu Daud). 
    Ibnu Katsir rahimahullah dalam kitab tafsirnya berkata, "Maksudnya, kemudian tetaplah berada di atas alas duduk dan janganlah kalian keluar rumah". 
    Syeikh Ahmad Syakir rahimahullah ketika mengomentari hadis yang terdapat dalam kitab"Umdat at-Tafsîr" (3/11) ini, beliau berkata, "Jika hal ini adalah larangan menunaikan ibadah haji setelah haji yang wajib, padahal haji merupakan ibadah atau upaya pendekatan kepada Allah Ta’ala yang paling mulia, maka bagaimana dengan yang diperbuat oleh kalangan wanita, yang mengaku Islam pada masa sekarang ini? Seperti pergi kesana kemari di dalam negerinya sendiri, bahkan sampai melakukan perjalanan ke negeri kafir sendirian tanpa ditemani muhrimnya. Atau, mungkin bersama suami atau muhrimnya, namun seolah tidak ada yang menemaninya! Lalu, di manakah keberadaan kaum laki-laki tersebut?!”. 
    Begitu pula, seorang wanita tidak berkewajiban untuk berjihad. Untuk itu, tidak ada sama sekali panji yang dikibarkan untuk kaum wanita, baik itu pada masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam atau masa para khalifah setelahnya. Juga, tidak pernah ada penugasan kepada seorang wanita untuk mengikuti perang, atau suatu tugas peperangan. Sebaliknya, mencari bantuan dan tambahan pasukan dari tenaga kaum wanita dalam peperangan, menunjukkan lemahnya umat dan rusaknya konsepsi mereka. 
    Diriwayatkan dari Ummu Salamah radhiallahu ‘anha, bahwasanya ia bertanya, “Wahai Rasulullah, kenapa laki-laki diperbolehkan mengikuti perang sedang kami tidak, padahal kami berhak memperoleh separoh bagian dari warisan? Lalu, Allah Ta’ala menurunkan ayat yang berbunyi: 
    وَلاَ تَتَمَنَّوْا مَافَضَّلَ اللهُ بِهِ بَعْضَكُمْ عَلَى بَعْضٍ
    "Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain"( QS. an-Nisâ':32) (HR. Ahmad, Hakim dan yang lainnya dengan sanad sahih) 
    Syeikh Ahmad Syakir rahimahullah dalam rangka mengomentari hadis yang terdapat dalam kitab“Umdat at-tafsîr” (3/157) ini, beliau berkata, “Hadis ini membantah para pembohong yang suka mengada-ada pada masa kita, yaitu orang-orang yang berambisi menyebarkan fitnah di tengah-tengah kaum mukminin, dengan mengeluarkan wanita dari tempat yang menjaga kehormatannya, yang sebenarnya justru merupakan perintah dari Allah Ta’ala, untuk selanjutnya memasukkannya ke dalam sistem kemiliteran (ketentaraan) dalam keadaan terbuka lengan dan pahanya, terbuka tubuh bagian depan dan belakangnya, mengumbar kehormatannya dan tak tahu malu. Dengan demikian, mereka sebenarnya menginginkan kesenangan terlaknat di kalangan para tentara muda yang memang tidak boleh berhubungan dengan kaum wanita dalam dinas kemiliteran mereka, karena meniru kemaksiatan yang dilakukan oleh orang-orang Yahudi dan orang-orang barat. Semoga atas diri mereka ditimpakan laknat Allah yang terus menurus hingga hari kiamat nanti. 
  • Kelima, merealisasikan apa yang menjadi target syariat berupa upaya untuk menjaga kemuliaan dan kesucian seorang wanita dari dosa, di samping memperhitungkan pelaksanaannya terhadap pekerjaannya dalam tugas-tugas rumah tangga.

Dengan demikian jelaslah, bahwa bekerjanya seorang wanita di luar rumah itu berarti mencampuri apa yang menjadi kekhususan kaum laki-laki, di mana hal itu bisa merusak dan menghancurkan semua tujuan ini. Hal itu berarti pula merampas kesempatan kaum pria dalam tugasnya, juga menghilangkan peranannya sebagai pemimpin atas wanita serta melanggar hak-haknya. Karena, seorang laki-laki mau tidak mau harus hidup dalam dua dunia:
  • Pertama, dunia untuk mencari dan mengusahakan rezekinya yang diperbolehkan, serta berjuang dalam mencari penghidupan dan membangun kehidupan, yang kesemuanya itu berada di luar rumah. 
  • Kedua, dunia ketenangan, kesenangan dan kedamaian, dan ini berada di dalam rumah.

Begitu seorang wanita keluar rumah, maka akan menimbulkan kerancuan dalam dunia seorang laki-laki secara internal, dan mampu menghilangkan ketenangan dan kesenangan yang dapat merusak aktivitas eksternalnya. Bahkan, bisa menyulut berbagai problem di antara mereka berdua yang berdampak pada terjadinya keretakan rumah tangga. Oleh karenanya, terdapat suatu ungkapan mutiara yang mengatakan: 
الرجل يجني والمرأة تبني
“Laki-laki yang menuai, dan wanita yang membangun”. 
Di balik semua itu, berbagai pengaruh yang terjadi pada wanita, adalah sebagai buah atau akibat dari (berbaur) dengan laki-laki lain. 
Sesungguhnya Islam adalah agama fitrah, sedang kemaslahatan atau kepentingan umum itu sesuai dengan fitrah kemanusiaan dan kebahagiaannya. Makanya, tidak diperbolehkan bagi seorang wanita mengerjakan sesuatu, kecuali apa yang sesuai dengan fitrah, tabiat dan jiwa kewanitaannya. Karena wanita adalah istri yang mengemban tugas mengandung, melahirkan dan menyusui, sebagai ibu rumah tangga, pendidik dan pembina bagi anak di dalam rumah, yang merupakan sekolahnya yang pertama. 
Jika prinsip yang berkenaan dengan masalah berdiamnya wanita di dalam rumah ini telah terbukti, maka sesungguhnya Allah Ta’ala telah menjaga kehormatan wanita pada rumah, melindunginya terhadap syak wasangka atau kecurigaan yang dilontarkan kepadanya, serta mencegah semua bentuk keadaan yang bisa menyingkap auratnya. Hal itu dengan disyariatkannya isti’dzân (meminta izin) pada saat akan masuk rumah demi menjaga pandangan mata. 
Allah Ta’ala berfirman: 
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لاَتَدْخُلُوا بُيُوتًا غَيْرَ بُيُوتِكُمْ حَتَّى تَسْتَأْنِسُوا وَتُسَلِّمُوا عَلَى أَهْلِهَا ذَلِكُمْ خَيْرُُ لَّكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ . فَإِن لَّمْ تَجِدُوا فِيهَآ أَحَدًا فَلاَ تَدْخُلُوهَا حَتَّى يُؤْذَنَ لَكُمْ وَإِن قِيلَ لَكُمُ ارْجِعُوا فَارْجِعُوا هُوَ ازْكَى لَكُمْ وَاللهُ بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ . لَّيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَن تَدْخُلُوا بُيُوتًا غَيْرَ مَسْكُونَةٍ فِيهَا مَتَاعٌ لَّكُمْ وَاللهُ يَعْلَمُ مَاتُبْدُونَ وَمَاتَكْتُمُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya.Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat. Jika kamu tidak menemui seorangpun didalamnya, maka janganlah kamu masuk sebelum kamu mendapat izin.Dan jika dikatakan kepadamu "Kembali (saja)lah", maka hendaklah kamu kembali.Itu lebih bersih bagimu dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. Tidak ada dosa atasmu memasuki rumah yang tidak disediakan untuk didiami, yang di dalamnya ada keperluanmu, dan Allah mengetahui apa yang kamu nyatakan dan apa yang kamu sembunyikan. (QS. an-Nûr :27-29) 
Hattâ tasta’nisû di sini, bermakna Hattâ tasta’dzinûyang artinya, “Sebelumnya kalian meminta izin dan mengucapkan salam, sehingga kalian diizinkan masuk dan dibalas dengan ucapan ‘Alaikumussalâm."
Banyak terdapat hadis-hadis sahih yang membolehkan melukai mata orang yang mengintip-intip rumah suatu kaum tanpa seizin mereka. Sesungguhnya tata krama bagi seseorang yang meminta izin, adalah agar ia tidak berdiri tepat di depan pintu rumah. Namun, seharusnya berada di sebelah kanan pintu ataupun sebelah kirinya. Juga, agar ia mengetuk pintu tersebut dengan halus tidak terlalu keras sambil mengucapkan “Assalâmu’alaikum”. Pada saat meminta izin itu, ia hanya diperbolehkan mengulang ucapan salamnya sebanyak tiga kali. 
Semua ini dilakukan untuk menjaga aurat kaum muslimin manakala para wanita berada di dalam rumah. Lalu, bagaimana dengan orang-orang yang malah menyerukan para wanita agar keluar rumah dalam keadaan berdandan, membuka wajah dan membaur dengan kaum laki-laki? Maka, seharusnya kalian —wahai hamba-hamba Allah, tetap komitmen terhadap apa yang telah diperintahkan Allah Ta’ala kepada kalian. 
Jika muncul fenomena keluarnya kaum wanita dari rumah bukan karena terpaksa, atau bukan disebabkan oleh suatu keperluan yang mendesak, maka itu merupakan kelemahan kepemimpinan atas wanita, atau bahkan karena kepemimpinan itu telah tiada sama sekali. 
Akhirnya, kami menyarankan bagi siapa saja yang berkeinginan menikah, agar menentukan pilihan dengan sebaik-baiknya, dan menghindari untuk memilih wanita yang suka keluar masuk rumah dengan seenaknya, yang memanfaatkan waktu ketiadaan suaminya di rumah karena beberapa urusan, untuk berjalan-jalan atau kesana-kemari. Semua itu bisa ia diketahui melalui tabiat atau watak para wanita tersebut serta bagaimana keluarganya tumbuh berkembang menjadi dewasa.