26 April 2014
Tugas Menulis Sharing KMB Srikandi TDA Bekasi
Kepemimpinan dalam Bisnis
Pada hari kamis tanggal 24 April 2014 kemarin
telah dilaksanakan sharing KMB Srikandi Bekasi yang ke 7. Materi yang dibahas
dalam pertemuan ini adalah Kepemimpinan dalam Bisnis dengan pengisi materi
Bapak Arys..
Sharing nya sangat menarik, mengingat
pentingnya ilmu tersebut bagi para pemula usaha seperti kami, cocok sekali
sebagai pembekalan ilmu dalam berbisnis untuk kami.
Pertama-tama beliau memaparkan mengenai apa
itu definisi dari kepemimpinan.
Menurut Colin Powell : Kepemimpinan adalah seni mencapai sesuatu yang lebih
daripada apa yang diperkirakan mampu dicapai oleh ilmu management.
Seorang pemimpin harus mampu melihat, membaca dan merealisasikan apa yang
tidak bisa dicapai oleh ilmu management.
Bapak Arys mengumpamakan yaitu seorang
pemimpin ibarat gelas yang kosong yang siap untuk menerima isi dari luar. Jadi
seorang pemimpin harus terbuka membaca segala situasi dalam hal ini sebuah
usaha atau seorang pemimpin dalam menjalankan usaha.
Pun dalam melihat setiap permasalahan yang
dihadapi selalu punya beberapa sisi sudut pandang. Tidak ada kesalahan yang 100
persen salah dan kebenaran yang 100 persen benar.
Kurang
lebih nya, hal-hal yang harus dibangun dari seorang pemimpin adalah :
1.
Terbuka
dan terus belajar
Seorang pemimpin harus berpikiran terbuka dan mau
mendengarkan dari siapa saja. Dengarkan apa yang dikatakan
bukan siapa yang mengatakan. Mereka juga harus mau terus belajar untuk memperluas cakrawala, wawasan dan ilmu pengetahuan dan tidak boleh fanatic pada salah satu
faham tertentu.
2.
Berorientasi
pada pelayanan
Seorang pemimpin melihat hidupnya sebagai sebuah
misi, bukan jenjang karir. Untuk itu penting bagi kita untuk mempunyai sebuah
misi dalam usaha kita agar mudah dalam
menentuka kemana arah dari langkah kita dan menghindari hal hal yang akan
menjauhkan kita dari tujuan yang akan kita capai. Makanya kita sering diajarkan
apa misi/goal anda dalam usaha yang anda jalankan.
Dalam hal ini
juga kita perlu untuk mengesampingkan egoism egoism pribadi, menyangkut
kepentingan lebih besar yang akan kita capai.
3. Memancarkan energi positif
Pemimpin harus mempunyai sikap yang positif energi positif, riang atau ceria dan bergairah atau bersemangat. Penting dalam hal ini adalah seorang pemimpin
senatiasa harus bisa menata hati, mengesampingkan perasaan sedih, lelah ataupun
marah. Sehingga pikiran tetap tenang dan selalu positif.
Pemimpin tidak boleh mengeluh kepada atao didepan
anak buahnya. Ya tentu saja, karna seharusnya pemimpin adalah
tempat mengadu keluhan-keluhan dan masalah anak-anak buahnya, bukan sebaliknya.
Kalo pemimpin mengeluh pada anak buahnya, lalu anak buahnya akan mengadu pada
siapa. Maka sebagai jalan keluar, seorang pemimpin bisa saja mengadu, mengeluh
atau bertukar pikiran kepada sesame pempimpin lain yang sefaham sehingga bisa
saling bertukar pandangan, berbagi pengalaman dalam masalah kepemimpinan. Hal ini
tentu jauh lebih baik
4. Mempercayai orang lain
Pemimpin harus percaya bahwa setiap orang punya
potensi terpendam. Seorang pemimpin
tidak mungkin akan bisa mengerjakan semua pekerjaan sendirian tanpa
mempercayakan sebagian pekerjaannya kepada anak buahnya. Dalam hal ini adalah
delegasi atau kepercayaan. Bagaimana seorang pemipin yang baik mampu
mendelegasikan pekerjaannya kepada bawahannya dengan baik sehingga mendapatkan
hasil akhir dari pekerjaan yang baik pula, dan tugas pemimpin itu sendiri hanya
sebagai control dan mentor pekerjaan anak anak buanya. Tentu dalam hal ini
tidak lepas dari kekurangan dan kelebihan dari masing masing bawahannya. Perlu
juga di tambahkan adalah sikap mau menerima kekurangan orang lain dalam hal ini
anak buah atau bawahan. Jadi lebih baik menggali potensi dari pada kelemahan
orang lain.
5. Hidup seimbang
Selalu melihat sesuatu dari 2 arah yang berbeda.
Tidak fanatik terhadap sesuatu, dan selalu terukur dalam menilai sesuatu. Misalnya dalam melihat sebuah kesalahan atau
permasalahan tidak lalu akan menjadi 100 persen benar dan 100 persen salah. Sehingga
kita bisa mengambil langkah langkah penyelesaian yang baik dalam setiap
permasalahan yang dihadapi
6. Melihat hidup sebagai petualangan
Menikmati hidup. Kenyamanan hidup ditentukan dari
dalam diri kita, bukan dari luar diri kita. Tidak cepat berpuas diri, karena
harus bisa melihat setiap celah perbaikan yang harus dilakukan. Mana hal hal
penting yang harus menjadi prioritas dalam usaha kita, dan mana hal hal yang
bisa sedikit dikesampingkan dan kurang menjadi prioritas demi tercapainya
tujuan.
7. Sinergistik
Mampu bersinergi dengan keadaan dan apapun yang ada
di sekitar kita. Punya prinsip komunikasi dan negosiasi dalam situasi apapun. Jadi seorang
pemimpin harus supel, mudah bergaul, berkomunikasi yang baik dengan lingkungan
baik bawahan, masyarakat maumpun customer apabila kita seorang pengusaha, agar
setiah permasalahan bisa segera mendapat jalan keluar dengan komunikasi yang
baik.
8. Memperbaharui diri
Harus bisa bangkit dari keterpurukan, kegagalan
maupun pahitnya keadaan, tidak berputus
asa, tidak berburuk sangka, karna setiap kesulitan selalu ada jalan keluar yang
menyertainya. Mampu memperbaiki apa yang kurang benar dan mampu meluruskan apa yang
bengkok
Berikut sedikit gambaran
pembanding antara dua sifat yaitu seorang pemimpin dan seorang manager
kepemimpinan Vs Management
Pemimpin
|
Manager
|
Bekerja menggunakan ketajaman pemikiran dan
naluri
|
Bekerja menggunakan jabatan dan kewenangan yang
dimilikinya
|
Memastikan bahwa pencapaian dapat ditingkatkan
|
Mengejar target yang dibebankan kepadanya
|
Lebih percaya kekuatan tekad
|
Lebih mengandalkan sistem
|
• Tahu bergerak dan kapan harus berhenti
|
• Follow direction atau tergantung perintah
|
• Lebih percaya proses
|
• Mengejar hasil akhir
|
• Harus mau komunikasi dua arah
|
• Komunikasi cendrung searah
|
• Leadership is art
|
• Management is science and text book
|
MENENTUKAN GAYA
KEPEMIMPINAN
Dalam menerapkan gaya kepemimpinan, kita harus melihat kondisi dan
situasinya.
Beberapa parameter untuk menentukan gaya kepemimpinan dalam usaha anda:
Ø Kenali anak buah anda
Dalam hal ini misalnya apa pendidikannya, usia, latar belakang, strata
sosial
Ø memahami tingkat kinerja anak
buah
Ø Kenali peran anda selama ini
Ø Tentukan rule of the game
Mengenai
aturan yang ada tetapkan sebagai pimpinan, hadiah atau hukuman yang akan di
sangsikan.
Jenjang Dalam kemimpinan
Ego Pribadi [hubungan saya
dengan saya pribadi]
Antar pribadi [hubungan saya
dengan orang lain]
Manejerial [tanggung jawab
untuk menyelesaiakn pekerjaan dari orang lain]
Organisasional [kemampuan
menjalankan sebuah system]
Eksekusi Leadership
- Merencanakan dan Membangun dedikasi
v membuat standar kerja dan cara
mengontrolnya
v Menetapkan sasaran yang
spesifik
v Mengatur distribusi kerja
v Mejelaskan dan memberikan
contoh kepada anka buah tentang job desk mereka
v Menyakinkan mereka bahwa setiap
pekerjaan mereka memberi kontribusi
v Mendorong anak buah untuk
meningkatkan standar kerja.
- Mengarahkan dan membimbing
v menerapkan mekanisme komunikasi
v menciptakan suasana kerja yang kondusif
v memberikan umpan balik
v memberikan keputusan yang tegas
atas setiap masalah
v memperhatikan tingkat
kedisplinan
v mendorong anak buah berani
mengambil resiko yang terukur.
33. Menilai dan menghargai
ü mendiskusikan setiap tugas dan
pencapaian anak buah
ü Transparan dalam menentukan
kriteria penilaian
ü Mempersilahkan anak buah untuk
mengungkapkan pendapatnya dan saran-saran
ü Prestasi dan penghargaan
dikaitkan dengan prestasi dan kinerja bukan fakator pribadi.
- Mengembangkan kompentensi dan karakter
ü Meluangkan waktu untuk
memberikan bimbingan kepada anak buah
ü Mendorong anak buah menemukan
sendiri masalah dan solusinya
ü Memberi dan menerima
saran-saran yang diperlukan
ü Mengusahakan adanya pelatihan
untuk meningkatkan kapasitas anak buah
- Menggalang kohesi dan sinergi
Mengadakan pertemuan
berkala dan rutin
menekankan kerjasama bukan persaingan antar anak
buah
Evaluasi secara terus-menerus dan fair
Memastikan anak buah mempunyai pengertian yang jelas
tentang hal yang dibicarakan dalam pertemuan
Secara berkala ikut terjun dan bekerja bersama tim
- Mempunyai jalan lain menuju Roma
Menyiapkan alternatif rencana
jika suatu rencana gagal atau tidak maksimal
Mempunyai rambu-rambu yang
jelas kapan harus berbelok atau bahkan berhenti
Mampu mengambil hikmah dan
pelajaran atas setiap kejadian yang dialami.
Hal-hal yang harus
dihindari
Bersikap reaktif, tidak PD dan
menyalahkan orang lain, mencari kambing
hitam atas kegagalan yang dialami
Bekerja tanpa mengacu pada
suatu tujuan yang jelas, tidak punya
tujuan sehingga sulit menentukan arah dalam melangkah
Melakukan hal-hal mendesak
lebih dahulu, karna pada dasarnya semua
pekerjaan adalah prioritas
Berfikir menang/kalah
Meminta dipahami terlebih
dahulu, mencari cari alasan yang menjadi penyebab dari
sebuah kesalahan atau kegagalan
Bila tidak bisa menang, maka
berkompromi
Takut perubahan dan menolak
perbaikan, tidak dinamis dan terbuka,
tidak mau memperbaiki diri